Thursday, December 27, 2018

Sasaran Akhlak Baik Kita.

Tulisan Harian Santri - Dalam ajaran agama, akhlak tidak dapat di samakan dengan etika. Menurut Muhammad Quraish Sihab dalam bukunya, wawasan Al-Qur’an, etika pengertiannya di batasi pada sopan santun sesame manusia. Dan hanya bersangkutan dengan tingkah laku lahiriyah. Adapun akhlak lebih luas lagi pengertiannya dari penjelasan sebelumnya. Selain itu, akhlak mencakup pula beberapa hal yang tidak merupakan sifat lahiriyah. Misalnya yang berkaitan dengan sikap batin atau fikiran.
Akhlak yang terdapat dalam agama ( Diniah ) meliputi berbagai macam asspek, mulai dari akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesame manusia, Sampai akhlak terhadap makhluk Allah lainnya. ( Binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa lainnya ). Sasaran akhlak dalam ajaran islam dapat di jelaskan sebagai berikut :

1.     Akhlak terhadap Allah Ta’ala.

Akhlak terhadap Allah Ta’ala. Merupakan pengakuan dan kesadaran diri kita bahwa tiada tuhan melainkan Allah. Allah memiliki sifat-sifat terpuji. Sifat-sifat tersebut demikian agung. Tidak ada satupu di antara kita yang mampu menyamai Nya. Bhakan malaikat pun tidak akan sannggup menjangkau hakikat Nya. Oleh sebab itu, Al-Qur’an mengajrkan kita untuk memuji Nya, sebagaimana yang di jelaskan dalam surat An-Naml Ayat 93.

2.      Akhlak terhadap sesama manusia.

Di dalam Al-Qur’an, banyak sekali perincian yang berkaitan dengan perlakuan terhadap sesama manusia. Perincian tersebut di kemukakan bukan hanya bentuk larangan melakukan hal-hal negatif dalam bentuk yang nyata, seperti membunuh, menyakiti badan, mengambil harta orang lain tanpa alasan yang benar, tetapi juga termasuk menyakiti hati orang lain. Al-Qur’an melarang kita menceritakan aib seseorang di belakang, tidak peduli aib itu benar atau salah keberadaannya. Kita juga tidak boleh menyakiti hati orang lain walaupun sambil memberikan materi kepada orang yang kita sakiti hatinya tersebut. Berikut ini penjelasannya dalam Al- Qur’an surah Al – Baqarah ayat 263.

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari pada sedekah yang di iringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun.
( QS AL-Baqarah {2} 263 )



Juga Surah Al-Hujurat ayat 11 dan 12.

Wahai orang-orang yang beriman ! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, Karena boleh jadi mereka yang diperolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-olok, dan janganlah perempuan-perempuan mengolok-olok perempuan yang lain, karena boleh jadi perempuan yang di perolok-olokkan lebih baik dari perempuan yang di perolok-olok. Janganlah kamu mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah yang paling buruk ( fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim.

Wahai orang-orang beriman ! jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan jangan lah ada sebagian kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ? tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, Sungguh Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang.
( QS Al Hujurat {49} 11-12 )

Islam juga mengajarkan akhlak yang baik kepada kita untuk saling hidup saling melengkapi, tolong-menolong, dan kasih mengasihi, Hal tersebut di je;askan di dalam Al-Qur’an Surah An Nur ayat 22.

Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan diantara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kaum kerabatnya, orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah meraka mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu ? Dan Allah Maha Pengampun, Maha penyayang.”
( QS An Nur {24} 22 )

 
3.      Akhlak terhadap Lingkungan.

Akhlak Terhadap lingkungan yang di maksud pada penjelasan ini adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa. Pada dasarnya, akhlak yang di anjurkan dalam Al- Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi. Kekhalifahan tersebut menuntut manusia untuk melakukan interaksi antara manusia dan sesamanya serta terhadap alam sekitar. Dalam hal ini, kekhalifahan mengandung arti bahwa manusia harus berperan sebagai pengayom, pemelihara, dan pembimbing, sehingga setiap makhluk dapat mencapai tujuan penciptanya. Allahu ‘alam.
Semua yang hadir di muka bumi, seperti binatag, tumbuhan, dan benda-benda tak benyawa lainnya adlah ciptaan Allah. Semua mkhluk tersebut berada dalam kekuasaan Nya, dan semuanya memiliki ketergantungan kepad Nya. Keyakinan tersebut dapat mengantarkan kita sebagai seorang muslim untuk menyadari bahwa semuanya itu adalah umat Allah, yang harus di perlakukan secara wajar dan sebaik-baiknya.
Bedasarkan pandangan islam, setiap manusia tidak di benarkan untuk mengambil buah sebelum matang atau memetic bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi kesempatan pada makhluk lain untuk mencapai tujuan penciptaanya. Itu artinya, setiap manusia di tuntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan di lingkungannya. Dengan demikian, manusia dapat di katakan, sedang ber akhlaqul karimah terhadap lingkungan karena tidak melakukan kerusakan. Setiap perusakan terhadap lingkungan yang di lakukan oleh manusia, seharusnya di tinjau oleh manusia itu sendiri sebagai perusak terhadap diri nya.




( Sumber : Buku Meneladani Akhlak Para Sahabat Rasulullah )

1 comment:

Penerapan Tauhid Dalam Kehidupan.

   Tulisan Harian Santri - Pengertian Tauhid Tauhid (Arab : توحيد ) dilihat dari segi Etimologis yaitu berarti ”Keesaan Allah”, mentauhi...