Bandung ku hambar

     Bandung. Ya, sejak pertama kali aku datang memang membuat terasa kagum. Kenapa ?, Karena orang-orangnya ramah, tetapi bisa dibilang pasti ada yang tak ramah hee.
     Perjalananku dimulai kembali ketika aku merasa iri kepada teman-temanku. Iri kenapa ?, Ya, iri dikarenakan teman-temanku sudah mempunyai banyak bekal yaitu ilmu. Tergerak hati ini, sakit rasanya. Kemudian Allah menakdirkanku untuk mondok dibandung, ya, kota kelahiran Abi. Sudah banyak kenangan disini.
      Rumah Qur'an Indonesia namanya. Pondok mahasiswa, banyak sekali mahasiswa UIN yang tinggal didalamnya. Juga jarak antara kampus dan pondok itu dekat. Hari itu aku mulai belajar, belajar menjadi dewasa. Ujianku yang terberat disini adalah wanita. Ujian yang sangat menguji iman, walau orang seshalih apapun pasti akan terkena perangkapnya jua. Itu yang ku takutkan sekarang.
       Pengalaman. Alhamdulillah wa syukurlillah, banyak sekali pengalaman yang ku dapat disini. Dari mengajar, bisnis, dan juga metode menghafal Al-Qur'an mudah.
       Sekian lama berjalan mengarungi waktu. Rasa ada yang hambar dalam diri. Sesuatu yang tak biasa, bukan masalah lebay atau bagaimana, ini adalah masalah yang amat sangat drastis dari kehidupanku sebelumnya. Tak ada ilmu pelajaran agama, seperti rasanya hati ini kekurangan nutrisi. Tak mengapa jikalau mahasiswa, karena mereka telah belajar dikampus nya. Akan tetapi bagi kami anak takhosus, begitu hambar kehidupan ini. Semoga kedepannya  bisa lebih baik lagi. Karena ilmu pada dasarnya sangatlah penting, ilmu yang berkah dari gurunya langsung, ini bukan curhatan, tapi kenyataan yang harus dirubah.
        Bak buah kelapa yang bagus luarnya akan tetapi jika dilihat dalamnya kopong, tak ada isi. Hidup disini mengajarkanku kepada usaha dari diri sendiri. Kemandirian yang sangat diharapkan. Layaknya orang dewasa yang sudah menikah. mungkin seperti inikah rasanya ?